Jam menunjukkan pukul 10 pagi.

“Eh, iya. Rapat kantor!” Erik segera melompat dari kasur, berlari ke kamar mandi, mencuci muka, dan membasahi rambut sekenanya. Ia memakai kemeja yang diambilnya sembarangan dari keranjang cucian. Erik duduk di depan laptop. Orang-orang sudah berkumpul di ruang rapat virtual tersebut, termasuk Naia, pacar Erik yang kebetulan satu tempat kerja.

“Maaf, Pak. Tadi keran bocor.”

Tidak lama rapat berjalan, Erik mendapat chat masuk di ponselnya. Dari Naia.

Aku baru tau kamu bisa benerin keran.

Erik berpikir cepat, lalu membalas: Biasa, yang. Kepepet.

Online meeting berlangsung cukup lama. Erik mengetik sesuatu di chat room.

Izin ke toilet sebentar, pak.

Ia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju kamar mandi tanpa mematikan kamera. Rapat tetap berjalan hingga tiba-tiba muncul seorang wanita dengan kemeja kedodoran lewat di depan kamera. Seisi ruang rapat online riuh. Wanita tersebut menengok ke arah laptop dan tersenyum sambil mengangguk.  Ruang rapat makin riuh karena ia hanya mengancingkan setengah kemeja yang berukuran lebih besar dari badannya. Wajah Naia tampak pucat dan terkejut. Ia langsung meraih ponselnya dan menghubungi Erik.

Wanita di layar laptop tampak mengangkat ponsel dan menerima telepon.

“Ya, hallo?” Tanyanya dengan nada ceria.

Naia memelototi wanita tersebut melalui layar. Wanita itu masih sibuk memanggil-manggil di telepon. Karena tidak ada jawaban, wanita itu mematikan telepon sambil menggerutu dan berjalan keluar dari layar.

Erik kembali duduk di kursi kerjanya dan memasuki layar.

“Sorry lama. Jadi, udah sampai mana, pak?”

Seisi ruang rapat sepi. Erik menatap layar dengan bingung. Naia menyalakan microphone dan bertanya pelan,

“Tadi siapa yang nerima telepon?”

Wajah Erik memucat. Ia menengok cepat ke arah kasur.

 

2 thoughts on “Rapat Kantor

Leave a comment