Aku tersenyum padanya saat kami kebetulan terjebak di satu lift. Ia hanya mengangguk singkat sambil kembali menatap lurus ke depan. Membuatku malu sendiri.
“Lantai enam juga?”
Continue reading “Cerita Pendek tentang Ketidaksengajaan Menemukan”
Masih belajar jadi penulis dan pencerita yang baik. Saya suka puisi, maaf jika kamu tidak.
Aku tersenyum padanya saat kami kebetulan terjebak di satu lift. Ia hanya mengangguk singkat sambil kembali menatap lurus ke depan. Membuatku malu sendiri.
“Lantai enam juga?”
Continue reading “Cerita Pendek tentang Ketidaksengajaan Menemukan”
“Kenapa, El?”
“Nggak tau. Lagi capek aja mungkin.”
“Oh ya? Nggak biasanya lo kayak gini.”
“Hmm… Lo kenal gue banget ya, Dit?”
“Ya… Kita udah temenan dari SMA, El. Udah delapan tahun.”
“Berarti lo harusnya hafal kelakuan gue, dong?”
“Hmm… Biasanya kalau lo jadi pendiem gini, antara lo abis dimarahin ibu, kena semprot bos, atau…”
Ayah saya senang bernyanyi.
Beberapa tahun silam ketika saya masih duduk di bangku SD hingga menginjak usia remaja, hari-hari saya dipenuhi suara ayah yang menyanyi di rumah. Beberapa lagunya masih saya ingat sampai sekarang.
Katamu, jarak hanya kata.
Katamu kita bisa taklukkan semua, aku hanya perlu tenang dan bersabar sedikit saja.
Bodohnya, aku begitu saja percaya.
Aku Ami, perempuan berusia 25 tahun yang memiliki pacar bernama Deni. Kami sudah lama sekali berpacaran hingga akhirnya Deni melamarku bulan lalu.
Sebagai perempuan yang hanya bisa menunggu, tentu saja aku bahagia bukan kepalang. Setelah bertahun-tahun bersama, akhirnya ia menunjukkan keseriusannya padaku.
Bertahun mendampingimu, bercakap tentang mimpi-mimpi dan harapan yang ingin kuwujudkan, tentang segala angan dan ingin, tentang semua cita dan semoga.
Bertahun menikmati binar matamu, menggenggam erat jemari, menyandarkan diri pada kokohnya pundak.
Semua milikmu, semua tentangmu.
Sore itu, saya terjebak di antara banyak orang yang juga baru pulang setelah sibuk membanting tulang. Saya terdesak di tengah ribuan orang yang dilanda keletihan. Saya ikut menghela napas lelah dan memandang kosong tanpa arah bersama mereka.
23.30 WIB
Saya nggak menangis. Saya hanya sedang berbaring di atas kasur, menghadap langit-langit kamar. Sibuk menghitung kerlip lampu pohon natal yang dialihfungsikan menjadi lampu kamar. Pikiran saya sudah berkelana demikian jauh meninggalkan pemiliknya. Tepat di kerlipan lampu paling ujung, pikiran saya kembali dan membisikkan satu kesimpulan.
Saya nggak mau jatuh cinta lagi.
Continue reading “[Short Story] Story About A Healed Broken Heart.”
Sebagai manusia, pasti pernah ada masanya dimana kamu merasa sangat lelah dan bahwa hidup terlalu berat untuk dilanjutkan. Perjalanan hidup yang direncanakan Tuhan rasanya tak sanggup lagi kamu lewati. Kamupun mulai mempertanyakan, sebenarnya apa rencana-Nya dibalik ini semua?
Mungkin juga pernah kamu melewati hari dengan merutuki diri, mengapa hidup begitu mudah untuk sebagian orang tetapi sangat berat untuk sebagian yang lain? Mengapa temanmu bisa mendapatkan kehidupan yang lebih menyenangkan dibandingkanmu, dengan pekerjaan yang mapan, kondisi finansial yang stabil hingga pasangan yang begitu membahagiakan?
Baiklah, sekarang hela napasmu dan embuskan.
Semua orang pernah melalui hari yang berat. Semua orang pernah merasakan titik terendah dalam hidupnya. Bahkan ia yang kehidupannya diam-diam membuatmu iri juga pernah menangis lelah di tengah malamnya.
Semua orang pernah kesulitan, bukan hanya kamu.
Hanya saja kamu tidak melihat, hanya saja kamu tidak tahu. Yang orang lain sering perlihatkan adalah sisi yang menyenangkan.
Di balik itu semua, mereka juga sama sepertimu.
Mereka juga manusia yang pernah melewati fase-fase berat dalam hidupnya. Mereka pernah diam-diam merutuki nasib seperti yang kini engkau lakukan. Mereka mungkin pernah memandang iri orang lain karena tak juga menjadi lebih atau sama baiknya.
Sebab sebetulnya, setiap orang menghadapi peperangan yang berbeda setiap harinya.
Maka jangan merasa hidupmu begitu berat, jalanmu begitu berliku. Sebab kadang perjalanan yang dirasa sulit menuntun kita pada akhir yang indah.
Setiap orang memiliki waktu kerjanya masing-masing, jalani saja apa yang ada di hadapmu dan berikan yang terbaik untuk itu.
Karena perjalanan yang rasanya berat ini akan membuatmu sangat bersyukur ketika pada akhirnya sampai di puncak.
Jika lelah, beristirahatlah. Jangan menyerah.
Menikah bukan cuma tentang yang indah-indah, tapi malam ini, izinkan aku berimajinasi.
Suatu hari nanti, aku akan menunggu di rumah mungil yang kita berdua tinggali. Aku pulang kerja lebih awal daripada kamu, sehingga aku sempat merapikan rumah, membersihkan tubuh dan memasak sedikit makanan kesukaanmu.