Sebuah kotak penuh debu di sudut kamar
Mesin waktu yang selama ini dengan keras ku hindari
Berusaha untuk tak tertarik membukanya
Tapi ah, aku kalah!
Setangkai mawar kering menyambutku, tersenyum
Masih ingatkah? Katanya pelan
Begitupun lembaran-lembaran puisi yang pernah manis
Serta surat-surat cinta yang seolah tak pernah habis
Lembar demi lembar foto lama bertebaran
Seolah berebut ingin mengembalikan ingatan
Tidak, aku tak pernah lupa
Bayangmu begitu nyata
seolah baru kemarin semua terjadi
Genggammu masih terasa
Seakan baru saja terlepas dari tanganku yang masih berusaha menggapai
Tatap mata dan suara yang pernah menenangkan
Senyum dan tangis yang bergantian
Bagaimana mungkin aku lupa akan semua kenangan?
Tapi kau, tetaplah sosok di masa lampau
Sebatas pembelajaranku tuk mewujud di masa kini
dan serindu apapun aku
Takkan kuinginkan kau kembali hadir di sisi
Sebab tempatmu hanya di masa lalu
Dan bagiku
Membuka kotak penuh debu sudah lebih dari cukup
Tuk mengobati rindu yang kadang masih kurang ajar menyapa sepiku
Bogor, 12 Desember 2016
16.20 WIB